Rabu, 02 Mei 2018

Pantauan Anak Rantau

Aku ingin bercerita, bukan tentang asmara. Namun tentang pertemanan.

Rantau. Pelik, namun harus dijalani. Berpisah dari teduhnya keluarga di rumah, berserak dengan teman dekat yang mengerti segala isi hati.
Rantau. Baru, yang harus kita terima untuk dapat bertahan. Keluarga baru mulai tercipta dengan sendirinya. Kesamaan daerah, selera, tujuan, atau bahkan nasib, membentuk keluarga baru nan harmonis. Bukan keluarga sedarah sedaging, namun keluarga yang selalu mendukung dan menolong dalam segala situasi. Keluarga, sekaligus teman.

Aku tahu, membentuk keluarga dari pertemanan baru itu memang susah. Kamu harus menyatukan karaktermu yang berbeda dengan mereka agar tetap bertahan. Entah kamu yang harus mengalah, entah mereka yang harus mengalah, mengikuti karakter masing-masing.

Sedih. Saat aku pikir sudah tercipta keluarga di antara kita karena kesamaan tujuan, namun tiba-tiba hilang. Lenyap sebab masalah klise. Tak bisa menerima karakter, mungkin akar permasalahannya itu.

Aku tahu, mungkin aku berbeda dengan apa yang kalian harapkan. Mungkin kalian tak seterbuka aku, tak sepemberani aku, tak semudah menerima hal baru seperti aku.
Aku sadar, kalian tak bisa memaksakan menerima aku dalam hidup kalian untuk menemani kalian di tanah rantau. Meskipun tak sesempurna kawanmu dari tanah lahir, namun aku berusaha memberikan yang terbaik, agar kita bisa membentuk keluarga baru dengan karakter kita masing-masing, yang berbeda dengan yang di tanah lahir.
Aku bodoh, memaksakan kalian untuk menerima semua kekuranganku.

Selama setahun ini, karakterku mungkin banyak berubah dari sebelumnya. Namun sepertinya itu penting untuk membentuk suatu relasi baru lagi. Karakter lamaku masih ada, akan tampak saat aku kembali ke kampung halaman.

Mungkin kalian berpikir "untuk apa mengubah karakter diri sendiri demi sesuatu yang belum pasti buat kamu nyaman?" Iya aku tahu, namun apa salahnya mencoba menerima dulu, membuka hati selebar-lebarnya untuk mencipta keluarga baru. Aku tahu itu susah, kamu harus mengorbankan kenangan-kenangan indah bersama teman lamamu yang telah membuatmu nyaman di antara mereka, kemudian kamu harus menyisihkan ruang kosong untuk wadah kenangan baru di tanah rantau, pasti "Ah gak mau, sayanglah. Aku masih ingin dengan mereka"

Kawan, terbukalah. Bukalah hatimu selebar-lebarnya. Kita diciptakan untuk membentuk hubungan. Aku tidak memaksamu untuk melupakan kawan lamamu, sadarlah, kami di sini ada bukan untuk menggantikan posisi mereka dari hatimu. Bertemanlah dengan siapapun namun tetap harus kaupilah mana yang selaras denganmu. Namun jangan menjauh bila memang bukan hasil pilahanmu. Kawan, aku hanya ingin berteman denganmu, mari kita ciptakan hubungan baru nan harmonis. Aku ingin menemanimu di kala sepi, pun aku.

Kawan, kemarilah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar