Minggu, 05 Maret 2017

Hujan #2

Di bawah rintik hujan, aku berpikir "Akankah ada suatu masa yang akan membawa kita kembali" lalu aku kembali berpikir "buat apa mengharapkan masa untuk kembali, kalau orang yang akan dituju kembali tak mau menerimamu lagi"
Jangan terlalu banyak berpikir. Ikutilah alurnya, jalannya, seperti air hujan. Sederas-derasnya air hujan, mengalir ke tanah, ia punya pilihan, terserap ke tanah atau kembali ke laut. Ibarat kita, biarlah mengalir alur hidup kita, kalau sudah waktunya, biarlah waktu menentukan apakah kita akan terserap ke jalan lain atau kembali ke jalan kita.

Kamu aku panggil hujan, karena datangmu saat hujan, lalu pergimu ditemani hujan, hujan di hatiku
Akan aku bangun sebuah bendungan, untuk menampung air darimu(hujan) agar dapat bermanfaat bagi orang lain. Semoga kita bisa dipertemukan kelak (walau hanya sekadar dipertemukan) tidak kembali seperti dulu kala.

Aku berharap, semoga tidak ada orang yang menghancurkan bendunganku dan membawaku ke tempat ternyaman yang telah dibangun orang itu

Aku hanya ingin denganmu(maaf aku egois) kalau toh ternyata kita tidak dapat bersama, jangan hancurkan bendungan ini. Agar manfaatnya dapat mengalir.